To my beloved, the one and only partner I choose to spend the rest of my life, a man who still believe his soul will forever be young, and a boy who suddenly become a best friend of our awesome child, Galih Permadi Putra.
Happy 3rd Wedding Anniversary!
Di tengah kehamilanku yang kedua, ketidakjelasan pertumbuhan saham yang aku miliki, dan banyak overthinking lainnya, aku mencoba mencari tahu apa alasan yang tepat sehingga aku bisa ada di posisi saat ini.
Menikah, seperti sama-sama kita tahu, bukan menjadi satu-satunya pilihan yang kita miliki saat itu. Mungkin bukan menjadi tujuan hidup yang kamu bayangkan. Tidak pernah terbesit untuk membangun rumah tangga, pindah dari rumah yang selama ini menjadi tempat kamu besar, kemudian harus beramah-tamah dengan keluargaku dengan segala dinamikanya. But, here we are.
Di tahun yang ketiga ini akhirnya aku menemukan alasan kenapa akhirnya aku memutuskan untuk menikah saat itu. Yang pertama jelas, untuk menggugurkan tuntutan sosial, karena kamu tau betul kalau aku sangat jengah sama omongan orang yang suka nanya-nanya gak penting tapi bikin insecure. Yang kedua dan mungkin satu-satunya alasan yang aku miliki, I married with a man who treat me like a friend and that's enough.
Dua orang yang beranjak dewasa dengan segala persoalan-persoalan, tanda tanya, juga mimpi-mimpi kehidupan.
Hubungan percintaan kita kalau dilihat lagi mungkin jauh dari kata pasangan ideal. Sampai saat ini impian kita sebagai suami-istri pun tidak terlalu jelas. Cuma sebatas kapan bisa naik gunung lagi, mau makan steak mewah, atau nabung bangun rumah supaya bisa bebas menyalurkan hobi masing-masing. Aku baca detik forum, kamu main Playstation. Hhh.
Bisa ditakdirkan jalan sama kamu itu se-simpel ketemu sama teman nongkrong yang selalu muncul di kontak pertama kalau lagi bosan di rumah atau mau melakukan hal-hal baru. Karena biar gimanapun masing-masing dari kita adalah pribadi mandiri yang gak mungkin selalu hidup dari keluarga yang membesarkan kita. Orang tua kita akan menua dan tiada, sementara saudara akan menyibukkan dirinya. Hingga akhirnya tiba di masa harus memilih orang lain untuk menghadapi dan melanjutkan hari-hari dan tantangan-tantangan selanjutnya. Sebuah konsekuensi bahwasannya manusia adalah makhluk sosial, yang membutuhkan orang lain untuk keberlangsungan hidupnya.
Setiap harinya, kalau aku sedang dipenuhi dengan mood yang baik, aku sangat bersyukur menjalani pernikahan ini sama kamu. It feels like I'm getting so excited going to school everyday just to talk with my bestfriend about how good the movie was or how jerk the government. Cuma mungkin bedanya, yang kita omongin sehari-hari adalah anak, kelakuan-kelakuan ajaib kamu, atau pergosipan di dunia Twitter.
Setiap kamu tidur, aku selalu bilang sama Allah kalau aku beruntung dan sangat-sangat diberkati. Semuanya berjalan mulus, hanya selisih-selisih kecil yang suka aku diemin berhari-hari dan kamu dengan segala kesabaran yang kamu miliki bisa membuatnya menjadi baik kembali. Sampai akhirnya aku benar-benar sadar, aku menikah semata-mata untuk menjalani petualangan-petualangan baru sama kamu. Anak adalah bonus untuk menemani petualangan kita. Bonus yang butuh banyak perhatian, dana, waktu, dan semuanya. Tapi di balik itu semua, kita menikah untuk kita berdua. Semoga ini yang akan selalu diingat sebagai tujuan awal kamu ngirit buat beli mas kawin dan aku yang puasa ngopi-ngopi mahal waktu itu.
Dan tiba-tiba udah di tahun ketiga pernikahan. Dengan kondisi finansial yang masih diperjuangkan sambil menunggu anak kedua kita lahir karena kamu yang telat cabut beberapa detik.
Last but not least
Semoga hubungan kita menjadi lebih baik lagi setiap harinya. Semoga seiring berjalannya waktu dan masalah yang akan kita hadapi nantinya, kita semakin dewasa. Semoga untuk setiap chat yang masuk disegerakan dibalas, tidak ditunda dengan alasan gak baca padahal lagi nonton. Semoga setiap ada yang tidak sesuai dengan harapan, lebih inisiatif untuk langsung memperbaiki. Kayak misal air habis, tinggal ambil gak usah kode-kode minta diambilin atau ada handuk basah, tinggal jemur aja, gak usah nanya-nanya ini siapa yang habis pakai. Stop complaining, start action gitu lah pokoknya.
Dan sebagai rekan seperjuangan, semoga kita selalu bersama-sama berhemat supaya bisa kebeli mobil. Tapi berhubung aku lagi hamil dan butuh banyak mood booster, aku mau jajan sepuasnya, kamu aja yang hemat dulu.
I love you, Galih Permadi Putra.
No comments:
Post a Comment