September 15, 2013

Nona, Lihat Aku

Nona, 
Aku ingin menjadi senja yang kehadirannya kau nantikan tiap sore. Atau menjadi malam yg dengan lancangnya menjaga lelap tidurmu.
Aku sungguh iri pada langit yang bisa memanjakan matamu lalu membawa kedamaian merasuk ke dalam hatimu.
Bukankah semua warna-warna itu membuatmu terpejam lalu kemudian tersenyum? Ah, kau sungguh cantik saat itu!

Nona, 
Sesekali perkenanlah aku menjadi pagi yang karena kehadirannya, harapan-harapan jatuh tepat di pelupuk matamu.
Kalau bisa aku menjadi air matamu, izinkanlah. Karena setelah itu, aku akan pergi melihat senyuman keluar dari bibir manismu.

Nona,
Aku cemburu. 
Aku iri pada Tuan yang namanya selalu kau rapal dalam doa-doa yang kau langitkan.
Aku ingin menjadi Tuan yang kehadirannya kau jaga rapi di sudut-sudut hatimu. Terbungkus dalam kesyahduan bisu lakumu.
Aku sungguh ingin menjadi Tuan yang namanya kau hadirkan di sepertiga malammu. Yang dengan menatapnya, kau kumpulkan keberanianmu.

Nona,
Perkenankanlah aku menjadi Tuan yang kepadanya setiap kesempatan kau perjuangkan. Menciptakan waktu untuk membunuh rindu.
Izinkanlah aku menjadi belenggu yang memenjarai hatimu. Aku berjanji menjadi tahanan yang bisa kau tawan tiap waktunya.

Nona, 
Lihatlah aku.