Lalu kenapa bila pada akhirnya aku menyukai caramu
berkata-kata? Tiap-tiap baris yang tertulis bisu lalu terdengar menjadi begitu
syahdu. Bukankah kau sedang bercerita dengan untaian kalimatmu itu?
Lalu kenapa bila pada akhirnya aku menyukai caramu tersenyum?
Tiap-tiap senyum yang terukir turut membentuk lengkungan manis yang hadir di semburat
wajahmu. Bukankah ada kebahagiaan yang hadir dan terpancar di senyummu yang
tulus itu?
Lalu kenapa bila pada akhirnya aku menyukai caramu menatap?
Tiap-tiap sorot yang terpancar di kedua matamu terlihat begitu menohok lalu
membimbing hati untuk meresapinya. Bukankah dirimu sedang menyongsong sekelebat
titah lewat ketegasan di matamu itu?
Lalu kenapa bila pada akhirnya aku menyukai caramu bersuara?
Tiap-tiap irama yang keluar dari bibirmu terdengar begitu merdu dan pada
akhirnya merasuk begitu dalam ke jiwa. Bukankah suara-suara itu yang akhirnya
memimpin perjalan hati?
Lalu kenapa bila pada akhirnya aku menyukai semua yang ada
pada dirimu?